Thursday, May 7, 2020

Tips Memilih Motherboard Sesuai Kebutuhan dan Budget

Seperti yang diketahui, motherboard atau mainboard merupakan "wadah" bagi semua komponen PC agar dapat bekerja bersama secara ideal. Jika ada hardware yang tidak terkoneksi dengan motherboard, kemungkinan, perangkat tersebut tidak akan dapat digunakan. Mengingat pentingnya perangkat motherboard, kalian tidak boleh melalaikan komponen yang satu ini.

Motherboard boleh dibilang perangkat yang CPU-oriented. Artinya, sebuah CPU hanya dapat dipasang pada motherboard yang memang sudah didukung atau dikenali oleh motherboard tersebut. Selain itu, motherboard juga ditentukan lewat merk CPU yang didukung. CPU dengan merk A misalnya, tidak dapat dipasang pada motherboard yang hanya mendukung CPU merk B.

Secara teknis, memang tidak memungkinkan untuk memasang sebuah processor pada sembarang motherboard. Motherboard yang dipilih harus memiliki soket yang memang sesuai dengan processor yang akan digunakan. Bahkan, beberapa processor mengharuskan chipset tertentu pada motherboard agar bisa berjalan.

Memilih motherboard yang tepat

Jika memutuskan untuk merakit komputer sendiri, kalian sudah pasti harus menentukan motherboard yang akan digunakan. Di pasaran, ada begitu banyak produk motherboard yang tersedia. Brand atau merk motherboard sangat beragam, begitu pula variasi produknya.

Poin utama dari sebuah motherboard yaitu semakin banyak mewadahi atau mengakomodir banyak komponen PC, maka semakin bagus motherboard tersebut. Seperti halnya memilih processor, kalian juga harus paham dengan seluk-beluk motherboard, mulai dari bagian-bagian serta fungsinya. Oleh karena itu, kalian harus mencari wawasan secara cermat mengenai spesifikasi motherboard yang akan dipilih.

Baca juga : Cara Membuat Rancangan Spesifikasi PC Rakitan
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat memilih motherboard terbaik untuk komputer. Berikut ini diantaranya

Soket CPU

Hal penting yang harus diperhatikan saat memilih motherboard yaitu soket CPU. Sebab, CPU yang akan digunakan nanti harus dipasang dalam soket ini. Jika, CPU yang akan digunakan tidak cocok dengan soket dalam motherboard, sudah pasti sistem komputer tidak akan dapat dihidupkan. Oleh karena itu, saat memilih motherboard pastikan punya soket yang sesuai atau kompatibel dengan CPU yang akan dipasang.

Bagaimana cara mengetahui soket CPU yang dimiliki oleh motherboard ? Mudah saja, tinggal cari di label spesifikasinya. Biasanya ada di kardus paket penjualan, buku manual, brosur atau information di internet site resmi, dan bahkan dalam motherboardnya sendiri juga sudah tertulis label jenis soket yang tersedia. Sebaliknya, jika ingin memilih CPU, pastikan juga CPU tersebut sesuai dengan soket dalam motherboard.

Biasanya, suatu soket processor hanya dapat digunakan untuk satu generasi processor. Ada juga soket yang ditujukan untuk kelas/target konsumen tertentu. Oleh karena itu, saat memilih motherboard periksa dengan teliti jenis soket CPU yang tersedia. Kemudian, sesuaikan dengan processor yang akan digunakan.

Pada beberapa jenis soket processor dapat digunakan untuk lebih dari satu generasi processor. Dengan begitu, kalian punya pilihan motherboard atau CPU yang lebih banyak. Namun, kalian tetap tidak bisa sembarangan menggunakan motherboard meski secara teknis CPU yang dipilih bisa dipasang dengan baik. Motherboard harus mengenali processor tersebut agar sistem bisa berjalan.

Pastikan saat memilih motherboard, kalian juga memeriksa daftar processor yang didukung oleh motherboard tersebut. Kadang, ada processor yang belum didukung meski soket yang digunakan sudah tersedia dalam motherboard. Jika hal ini terjadi, kalian harus mengupdate BIOS pada motherboard tersebut agar mendukung processor yang akan digunakan.

Chipset

Bagian satu ini boleh dibilang merupakan identitas utama motherboard. Umumnya, motherboard memang dikenali lewat chipset yang digunakan. Chipset lebih banyak menyediakan dukungan untuk periferal seperti jumlah konektor SATA dan USB atau fitur-fitur khusus seperti overclocking dan teknologi penyimpanan canggih.

Chipset menyesuaikan dengan soket CPU yang tersedia. Satu soket CPU bisa mendukung berbagai chipset yang berbeda-beda. Umumnya, chipset dikelompokkan dalam beberapa segmentasi konsumen diantaranya kelas rendah (low-end), kelas menengah (mid-end), kelas atas (high-end), atau kelas khusus. Makanya, di pasaran banyak motherboard dengan soket CPU yang sama tapi chipsetnya bermacam-macam.

Saat memilih motherboard, sebaiknya sesuaikan chipset yang ada dengan processor yang akan digunakan. Jika menggunakan CPU kelas atas (high-end) maka seharusnya menggunakan motherboard dengan chipset kelas high-end juga. Tujuannya, agar fungsi atau fitur dalam processor tersebut dapat dimanfaatkan secara penuh. Kalian juga pasti paham jika motherboard kelas high-end memang sudah dioptimalkan khusus untuk menangani processor kelas high-end.

Bagaimana jika memasang CPU kelas excessive-cease pada motherboard dengan chipset kelas menengah atau bahkan kelas rendah ? Atau sebaliknya, memasang CPU kelas rendah pada motherboard dengan chipset degree high-end ?

Baca juga : Pengertian, Jenis, Dan Bagian-Bagian Motherboard Pada Komputer Desktop
Secara teknis, bisa saja (asal soketnya sesuai!). Namun, yang perlu diketahui, kalian mungkin tidak akan bisa menjalankan fitur/fungsi unggulan yang tersedia dalam processor atau motherboard tersebut. Sebab, ada hal yang membatasi fitur atau fungsi tersebut. Jika ingin berjalan maksimal, sesuaikan fungsi atau fitur tersebut dengan wadah yang akan menanganinya.

Ukuran

Hal yang agak sepele tapi sebetulnya penting juga. Ukuran motherboard yang umum di pasaran yaitu 30,5 cm x 24,4 cm (biasa dikenal ukuran ATX/standar) dan 24,4 cm x 24,4 cm (ukuran Micro ATX/M-ATX). Saat akan memilih motherboard, pastikan ukurannya sesuai dengan case yang ada. Jika belum memiliki case, maka nanti case tersebut harus menyesuaikan dengan ukuran motherboard yang akan dipilih.

Dari segi dimensi, ukuran ATX dan Micro ATX mungkin tidak terlalu berbeda. Namun, dengan ukuran yang lebih besar, motherboard ATX tentu punya kelengkapan yang lebih banyak ketimbang motherboard dengan ukuran Micro ATX. Motherboard ATX memiliki slot periferal, konektor, slot memori, atau panel I/O yang tentu lebih banyak. Sebaliknya, motherboard M-ATX tentu hanya memiliki kelengkapan ekspansi yang lebih sedikit karena terbatasnya ukuran.

Biasanya, motherboard kelas high-give up atau mid-stop menggunakan ukuran ATX. Sebab, untuk mengakomodir berbagai fitur dan fungsi tentu saja membutuhkan wadah yang luas. Sedangkan motherboard kelas low-end kebanyakan memakai ukuran M-ATX karena fitur/fungsinya tidak terlalu memerlukan ruang yang banyak. Meski, ada juga beberapa motherboard high-end atau mid-stop yang menggunakan ukuran M-ATX untuk menurunkan harga.

Kelengkapan, Fungsi, dan Fitur

Hal ini mungkin relatif karena tergantung banyak faktor, misalnya brand, tipe, segmentasi penjualan, atau harga. Biasanya, brand motherboard yang terkenal semisal ASUS, Gigabyte, atau MSI menawarkan fitur-fitur tertentu pada produk mereka. Ada juga yang memberikan kelengkapan khusus atau fungsi-fungsi tambahan guna menarik dan memanjakan konsumen.

Intinya, semua motherboard pasti punya kelengkapan, fungsi, atau fiturnya masing-masing. Walaupun kadang kelengkapan, fungsi, atau fitur tersebut tidak terlalu berbeda jauh. Semuanya tetap kembali pada pilihan konsumen.

Umumnya, motherboard high-give up pasti memiliki kelengkapan yang lebih banyak, fungsi yang menarik, atau fitur yang beragam. Harga motherboard tersebut tentu jauh lebih mahal. Pada motherboard mid-quit, kelengkapan, fitur, atau fungsinya mungkin tidak terlalu banyak. Namun, harganya tidak semahal motherboard high-end.

Jika hanya punya price range pas-pasan, mungkin kalian hanya mendapatkan motherboard kelas low-quit. Tentu dengan kelengkapan, fitur, dan fungsi yang standar.

Baca juga :Yang Harus Dilakukan Setelah Merakit PC Gaming

Garansi resmi

Kita semua pasti tidak ingin produk yang dipakai mengalami kerusakan. Tapi, kita juga harus paham jika produk motherboard yang kita pakai merupakan hasil produksi massal dari manufaktur. Meski sudah melewati hasil pengujian (Quality Control misalnya), bukan tidak mungkin produk motherboard tersebut bisa saja mengalami error atau cacat.

Oleh karena itu, saat akan membeli, pastikan produk motherboard tersebut sudah disertai garansi resmi. Dengan begitu, saat motherboard yang dipakai mengalami kerusakan, kalian masih bisa membawanya ke service middle atau outlet resmi dari manufaktur motherboard tersebut.

Cara memilih motherboard sesuai kebutuhan dan price range

Sebelumnya, Tekno Jempol sudah menjelaskan beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memilih sebuah motherboard. Kali ini akan dijelaskan langkah mudah untuk memilih motherboard yang sesuai budget dan keperluan.

  • Pertama, kalian harus sudah menentukan processor yang akan digunakan.
  • Pahami dengan cermat spesifikasi teknis processor tersebut
  • Dari spesifikasi processor, perhatikan soket processor yang dipakai
  • Cari tahu lebih dalam mengenai soket processor, terutama tentang chipset yang didukung
  • Kalian bisa mencari motherboard yang memiliki chipset tersebut pada toko komputer. Kalian juga bisa secara langsung mencari motherboard berdasarkan soket processornya.
  • Baca spesifikasi detail motherboard yang akan dipilih
  • Periksa dan pastikan motherboard sudah mendukung processor yang akan dipasang. Sesuaikan kelengkapan, fitur, atau fungsinya sesuai dengan kebutuhan kalian.
  • Pastikan juga harga motherboard tersebut sesuai dengan budget yang kalian miliki
  • Jika sempat, mungkin kalian bisa membaca review motherboard tersebut yang banyak tersebar di internet
Baca juga :Begini Rekomendasi Spesifikasi PC Gaming di Tahun 2018

Contoh kasus

Tekno Jempol baru membeli processor AMD Ryzen five 1600. Processor ini punya spesifikasi sebagai berikut

  • 6 core 12 thread (SMT)
  • Clockspeed 3.2-3.7 GHz
  • Unlock multiplier sehingga mendukung overclock meski tanpa label K/X
  • Soket AM4
  • Tanpa IGP

Soket AM4 tergolong soket generasi terbaru. Jadi, soket ini hanya bisa digunakan untuk processor AMD generasi terbaru pula. Soket AM4 sudah mendukung teknologi memori RAM DDR4 dengan konfigurasi twin channel. Beberapa chipset yang didukung oleh soket ini diantaranya

  • High-end/enthusiast
  • Mid-end/Mainstream
  • Low-end/Entry level
  • X370
  • X470
  • B350
  • B450
  • A320

Karena processor AMD Ryzen 5 1600 termasuk CPU untuk konsumen kelas menengah, jadi sebaiknya menggunakan motherboard khusus processor AMD dengan chipset kelas menengah yaitu B350 atau B450. Secara teknis, chipset B350 tidak berbeda jauh dengan chipset B450. Hanya saja, chipset B450 lebih baru dengan beberapa fitur tambahan. Pilihan terbaik dan murah yaitu chipset B450 dengan pertimbangan generasi terbaru dan dukungan yang lebih banyak sehingga memudahkan saat upgrade dikemudian hari.

Dengan budget Rp. satu setengah jutaan, saat ini Tekno Jempol dapat memilih motherboard ASRock B450 Pro4. Kenapa memilih motherboard tersebut ? Berikut ini pertimbangannya

  • Ukuran ATX jadi kelengkapan ekspansi lebih banyak
  • Spesifikasi teknis cukup bagus, misalnya
  • 2 slot PCI Express 3.0 x16 yang sudah mendukung dual graphic AMD CrossFire
  • 4 slot memori DDR4 dual channel dengan kecepatan hingga 3200 MHz
  • 2 slot M.2
  • USB type-C
  • 4 konektor SATA3 yang mendukung RAID 0,1,10
  • Mendukung AMD StoreMI

Perlu diperhatikan pula, saat memilih motherboard, pastikan ketersediaannya di toko atau tempat yang akan kalian beli. Yang tidak kalah penting, sesuaikan dengan budget yang kalian punya.

Mungkin, itulah beberapa hal yang harus diperhatikan dan cara mudah memilih motherboard untuk calon komputer kalian. Tulisan di atas hanya sebagai referensi saja. Kalian bisa memilih motherboard apapun sesuai selera dan keinginan. Semoga bermanfaat...

No comments:

Post a Comment